mimpi
Selasa, 16 Juli 2013
Jumat, 05 Juli 2013
Rabu, 03 Juli 2013
Kisah Isra 'dan Mi'raj
Kisah Isra 'dan Mi'raj
(Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Muhammad Harits Abrar Thalib)
Banyak penggal kisah Isra 'Mi'raj yang telah terdistorsi. Sebagian ada yang menolak karena sulit dicerna oleh logika manusia.Sebagian
lain justru membumbuinya dengan deskripsi dan tafsir yang tidak ada
sumbernya sama sekali dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Bagaimana kisah sesungguhnya dari peristiwa Isra 'dan Mi'raj?
Allah
berfirman:
"Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami memperlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. "(Al-Isra: 1)
"Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami memperlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. "(Al-Isra: 1)
Asy-Syaikh As-Sa'di
dalam tafsirnya (Taisir al-Karimirrahman, hlm. 453) menjelaskan bahwa dalam ayat ini, Allah
menyucikan dan mengagungkan diri-Nya Yang Mahasuci, karena Dia memiliki aktivitas dan kenikmatan yang demikian besar dan mulia. Di antara aktivitas dan kenikmatan itu, Dia memperjalankan hamba dan Rasul-Nya Muhammad
dari
Masjidil Haram di Makkah (Saudi Arabia), yang merupakan masjid paling
mulia, menuju ke Masjidil Aqsha di Palestina yang juga sarat dengan
berbagai keutamaan dan kemuliaan, di antaranya sebagai tempat (markas)
para nabi 'alaihimussalam .
Beliau diperjalankan dalam satu malam menempuh jarak yang demikian jauhnya dan kembali pada malam itu juga. Dalam rihlah (perjalanan) 'supercepat' itu, Allah
memperlihatkan kepada kekasih-Nya Muhammad
sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya. Sehingga menambah petunjuk, bashirah, keteguhan, dan furqan pada diri beliau.
Semua itu merupakan salah satu bentuk perhatian dan menunjukkan betapa lemah lembutnya Allah
terhadap kekasih-Nya Muhammad
. Allah
memberikan fasilitas kepada Muhammad
dalam setiap urusannya. Mencurahkan berbagai nikmat kepadanya sehingga melebihi orang-orang yang terdahulu maupun yang belakangan.
Secara lahiriah, ayat ini menyatakan ia di-isra'kan dari Masjidil Haram. Namun hadits-hadits yang shahih menyebutkan bahwa beliau diberangkatkan dari rumah Ummu Hani '
. Dengan
demikian, keutamaan Masjidil Haram meliputi pula seluruh wilayah
al-Haram (Makkah), sehingga pahala ibadah yang dilakukan di tempat ini
sama seperti di masjid itu sendiri. Wallahu a'lam.
Adapun perjalanan malam itu terjadi pada diri Nabi Muhammad
dengan ruh dan jasad (fisik) nya, dalam kondisi terjaga dan bukan mimpi. Hal ini menjadi tanda kebesaran Allah
, serta mukjizat bagi diri beliau serta meninggikan posisi beliau. Hal ini sebagaimana ditunjukkan ayat di atas.
Di dalam ayat tersebut, juga ayat tentang turunnya Al-Qur'an (al-Furqan: 1) , dan ayat tantangan yang Allah
lontarkan ke hadapan orang-orang kafir (al-Baqarah: 23) , juga ditegaskan bahwa ia hanyalah seorang hamba. Peringkat yang justru sangat mulia ini ia dapatkan karena Allah
telah menyempurnakannya untuk mengabdikan diri kepada Rabbnya.
Rasulullah
sendiri dalam sebuah riwayat menyatakan:
Rasulullah
لا تطروني كما أطرت النصارى عيسى ابن مريم, فإنما أنا عبد فقولوا عبد الله ورسوله
"Janganlah kamu memujiku secara berlebihan sebagaimana orang-orang Nasrani memuji 'Isa bin Maryam. Dan sesungguhnya aku ini seorang hamba, maka katakanlah, 'Hamba Allah dan Rasul-Nya'. " (Shahih, HR. al-Bukhari )
Ibnu Hajar al-'Asqalani
menjelaskan (al-Fath, 1/460) bahwa hadits Isra 'Mi'raj ini diriwayatkan dari beberapa orang sahabat.Namun diisyaratkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, semua periwayatan itu bersumber dari Anas bin Malik
dengan beberapa perbedaan di antara rawi-rawi yang mengambil hadits ini dari beliau. Misalnya, az-Zuhri (Ibnu Syihab) meriwayatkan dari beliau dari Abu Dzar
, Qatadah dari Anas dari Malik bin Sha'sha'ah
, Syarik bin Abi Namr dan Tsabit Al-Bunani meriwayatkan dari Anas langsung dari Nabi
tanpa perantara.
![]() |
www.salafyciampeabogor.blogspot.com |
Bahkan masing-masing jalan periwayatan itu mengambil redaksi hadits yang tidak ada pada jalan yang lain.
Anas bin Malik
menceritakan, "Suatu kali Abu Dzar
menyampaikan sebuah hadits bahwasanya Rasulullah
berkata, 'Suatu ketika atap tempat tinggalku di Makkah terbuka lalu turunlah Jibril. Dia membelah dadaku dan mencucinya dengan air Zamzam. Kemudian dia membawa sebuah mangkok besar dari emas, penuh dengan hikmah dan iman lalu menumpahkannya ke dalam dadaku. Setelah itu, dia menutupnya kembali.
Anas bin Malik
Lalu
dibawakan ke hadapanku seekor Buraq-lebih besar dari keledai tapi lebih
kecil dari bighal (peranakan kuda dengan keledai) -. Dia (Buraq tersebut) melangkahkan kakinya sejauh mata memandang. Aku mengendarainya sampai tiba di Yerusalem. Kemudian aku menambatkannya di tempat para nabi menambatkan kendaraan mereka. Aku memasuki masjid dan shalat dua raka'at.
Setelah selesai, aku keluar. Tiba-tiba, Jibril datang membawa semangkok susu dan semangkok khamr. Aku memilih susu. Jibril berkata, "Engkau telah memilih fitrah."
Setelah selesai, aku keluar. Tiba-tiba, Jibril datang membawa semangkok susu dan semangkok khamr. Aku memilih susu. Jibril berkata, "Engkau telah memilih fitrah."
Kemudian dia menarik tanganku dan membawaku naik ke langit dunia. Ketika sampai di langit dunia, Jibril berkata kepada penjaganya, "Bukalah!"
Penjaga itu berkata, "Siapa ini?"
"Jibril."
Penjaga itu bertanya lagi, "Siapa yang bersamamu?"
Jibril menjawab, "Muhammad
. "
Penjaga itu bertanya lagi, "Apakah dia sudah diutus?"
Kata Jibril, "Ya."
Setelah pintu itu dibuka, kami naik ke langit dunia dan di sana sudah ada seseorang yang sedang duduk. Di sebelah kanan dan kirinya ada bayangan sosok hitam-hitam. Jika menoleh ke kanan, dia tertawa, tapi jika menengok ke kiri, dia menangis.Kemudian dia berkata, "Selamat datang nabi yang saleh dan putra yang saleh."
Aku bertanya kepada Jibril, "Siapa dia?" Jibril menjawab, "Dia Adam. Adapun yang di sebelah kanan dan kirinya itu adalah ruh anak-anak cucunya. Yang di sebelah kanan adalah ahlul jannah (penduduk surga), sedangkan yang di sebelah kiri adalah penduduk neraka. Kalau dia melihat ke kanan dia tertawa dan bila melihat ke kiri dia menangis. "
Nabi
naik melewati langit demi langit, bertemu dengan sejumlah nabi ' alaihimussalam . Di
langit ke-2, dia bertemu dengan Nabi Yahya dan Isa, di langit ke-3
dengan Nabi Yusuf, di langit ke-4 dengan Nabi Idris, di langit ke-5
dengan Nabi Harun, dan di langit ke-6 dengan Nabi Musa.
Di langit ke-7, Nabi
bertemu dengan Nabi Ibrahim
yang bersandar di Baitul Ma'mur yang setiap harinya sekitar 70.000 malaikat memasukinya. Bila mereka keluar darinya, maka tidak akan masuk lagi selamanya. Setelah itu dia dibawa ke Sidratul Muntaha yang tak satu pun makhluk Allah
dapat menjelaskan keindahannya.
Sesampainya di Sidratul Muntaha, Allah
mewahyukan kepada Rasulullah
apa yang Dia kehendaki. Kemudian menetapkan kewajiban shalat lima puluh kali sehari semalam.
Setelah menerima perintah ini, beliau kembali turun. Di langit ke-6, beliau bertemu dengan Nabi Musa
dan bertanya, "Apa yang Allah
perintahkan terhadap umatmu? "
Dia
mengatakan, "Lima puluh kali shalat."
Musa
menyarankan, "Kembalilah, mintalah keringanan! Karena umatmu tidak akan sanggup. Aku sudah pernah menguji Bani Israil. "
Nabi Muhammad
kembali menghadap Allah
dan meminta keringanan sampai beberapa kali. Kemudian Allah
menyatakan, "Wahai Muhammad. Itulah
lima shalat fardhu sehari semalam, masing-masing shalat pahalanya
sepuluh kali lipat, maka sama dengan lima puluh kali shalat. Siapa yang berniat mengerjakan kebaikan namun tidak mengerjakannya, ditulis untuknya satu kebaikan. Bila dia kerjakan, ditulis untuknya sepuluh kebaikan. Sebaliknya, siapa yang berniat mengerjakan kejelekan dan tidak dikerjakannya, maka tidak dicatat. Bila dia kerjakan maka ditulis satu kejelekan. "
Demikian sekelumit kisah ini. Selengkapnya
tentu dapat dirujuk dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dan
memang ada beberapa perbedaan antara satu riwayat dengan riwayat
lainnya, ada yang bertambah dan ada yang berkurang, dan sebagainya.
Ibnu Hajar
menyebutkan ( Fathul Bari , 1/460) bahwa ia diberangkatkan (Isra ') dalam keadaan terjaga sebagaimana ditunjukkan oleh lahiriah ayat Al-Qur'an ini. Apalagi orang-orang Quraisy mendustakan beliau ketika pada pagi harinya ia menyampaikan berita tersebut. Seandainya memang hal itu terjadi dalam mimpi, tentu mereka tidak akan menganggap aneh yang demikian.
Ibnu Hajar
Ibnu Hajar
menyebutkan pula hikmah diwajibkannya shalat lima waktu pada malam Isra 'Mi'raj ini. Dia berkata, "Ketika itu ia disucikan lahir batin dengan air Zamzam serta dipenuhi dengan keimanan dan hikmah. Demikian juga dengan urusan shalat, hendaknya didahului dengan bersuci. Maka, sangat sesuai ditetapkannya kewajiban shalat ketika itu. Selain
itu, juga untuk menampakkan posisi beliau yang mulia di hadapan para
penduduk langit dari kalangan malaikat dan para nabi. "
Hadits Isra 'Mi'raj ini juga menunjukkan bahwa shalat diwajibkan ketika Rasulullah
masih berada di Makkah.
Dalam hadits Isra 'Mi'raj ini terkandung pula dalil yang menunjukkan bahwa Allah
memiliki sifat Mahatinggi di atas segenap makhluk-Nya.
Wallahu a'lam.
Sumber: asysyariah.com
Surat Nasihat Ulama Saudi kepada Gubernur Jazan dan Balasan Gubernur
Surat Nasihat Ulama Saudi kepada Gubernur Jazan dan Balasan Gubernur
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Terjemahan Surat:
Kerajaan Saudi Arabia, Kantor Pusat Pembahasan Ilmiah dan Fatwa, Kantor Pusat Komite Ulama Besar (no. 241)
Dari Abdul Aziz bin Abdillah bin Muhammad Aaalus Syaikh, kepada Yang Mulia Gubernur Propinsi Jazan –semoga Allah ta’ala memberikan taufiq kepadanya.
Assalaamu’alaykum warohmarullahi wabarokaatuh, wa ba’du:
Telah menyurat
kepada kami sebagian orang yang mau menasihati, tentang keberadaan
patung kuda di bagian timur jalan Al-‘Aridhah wilayah Abu ‘Urays, dan
ini adalah kemungkaran yang besar, sebab patung-patung bernyawa hukumnya
haram berdasarkan dalil dari sunnah yang mulia.
عَنْ
أَبِى الْهَيَّاجِ الأَسَدِىِّ قَالَ قَالَ لِى عَلِىُّ بْنُ أَبِى
طَالِبٍ أَلاَّ أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِى عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- أَنْ لاَ تَدَعَ تِمْثَالا إِلاَّ طَمَسْتَهُ وَلاَ قَبْرًا مُشْرِفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ
“Dari Abul Hayyaj
Al-Asadi, ia berkata, Ali bin Abi Thalib berkata kepadaku, Aku akan
mengutusmu sebagaimana Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah
mengutusku, janganlah engkau biarkan sebuah patung kecuali engkau
hancurkan, dan kuburan yang ditinggikan kecuali engkau ratakan.” [HR. Muslim dan Abu Daud dalam Sunannya (lafaz pada fatwa milik Abu Daud)]
Oleh karena itu
wajib menghilangkan patung tersebut, dan memperingatkan kepada yang
diberikan tugas untuk tidak lagi membuat patung-patung bernyawa.
Semoga Allah memberikan taufiq untuk semuanya kepada apa yang dicintai dan diridhoinya.
Wassalaamu’alaykum warohmatullahi wabarokaatuh.
Ttd
Mufti umum Kerajaan Saudi Arabia
Dan Pemimpin Komite Ulama Besar dan Kantor Pembahasan Ilmiah dan Fatwa.
Balasan Gubernur terhadap Surat Nasihat Mufti:
Demikianlah teladan dari seorang penguasa muslim dan ulama Ahlus Sunnah dalam menasihati penguasa.
Artikel terkait: http://nasihatonline.wordpress.com/2010/07/05/tuntunan-islam-dalam-menasihati-penguasa-sebuah-renungan-bagi-para-pencela-pemerintah/
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Abu Yusrina
Muhammad Noval
Langganan:
Postingan (Atom)